
Permasalahan kelangkaan Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 Kg di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih menjadi kendala bagi sebagian masyarakat. Situasi ini memaksa warga untuk mencari alternatif lain, seperti menggunakan gas portable atau bahkan kembali memanfaatkan arang bakar untuk memenuhi kebutuhan memasak sehari-hari.
Adi Wisnu, seorang warga Dongkelan, Bantul, mengungkapkan kesulitan yang dialaminya. “Sebelumnya memang tidak seperti ini, tapi sekarang semakin sulit,” ujarnya pada Rabu (12/2/2025). Ia telah berusaha mencari LPG 3 Kg di lebih dari tiga pengecer, namun hasilnya nihil. Akhirnya, Adi terpaksa menggunakan gas portable sebagai solusi sementara. “Sampai tanya ke pangkalan gas di desa sebelah pun kosong,” tambahnya.
Tidak hanya Adi, beberapa tetangga dan penjual makanan di sekitarnya juga mulai beralih ke arang bakar. “Saya juga mulai menjemur arang di rumah, biar siap digunakan sewaktu-waktu,” ceritanya. Hal ini menjadi bukti bahwa masyarakat berusaha bertahan di tengah kesulitan mendapatkan LPG 3 Kg.
Dampak pada Pelaku UMKM
Kelangkaan LPG 3 Kg tidak hanya dirasakan oleh rumah tangga, tetapi juga berdampak pada pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Gunarso, seorang penjual bakmi di Sleman, mengaku sempat tidak bisa berjualan karena kesulitan mendapatkan gas. “Selasa kemarin sempat tidak jualan sehari, sudah muter-muter cari gas tapi tidak dapat,” ujarnya. Beruntung, hari ini ia berhasil mendapatkan gas karena ada satu tabung yang tidak jadi terjual di pangkalan langganannya. Gunarso berharap situasi ini segera membaik agar aktivitas usaha bisa kembali normal.
Kendala Distribusi dan Pengurangan Stok
Destyan, seorang pengecer LPG 3 Kg di Sleman, mengakui bahwa stok di warungnya masih aman. Namun, ia tidak menampik adanya pengurangan jumlah pembelian di pangkalan. “Infonya stok di pangkalan dikurangi minggu ini,” katanya. Menurutnya, kendala ini diduga berasal dari keterlambatan pengiriman dari pusat. “Tidak ada penimbunan, stok memang sedang sulit,” tegasnya.
Upaya Pemerintah dan Pertamina
Menanggapi kelangkaan ini, Pertamina Patra Niaga bersama Pemerintah Provinsi DIY telah melakukan rapat koordinasi dan inspeksi mendadak (sidak) di beberapa pangkalan LPG 3 Kg di Kabupaten Sleman pada Selasa (11/2/2025). “Ada empat pangkalan yang menjadi fokus inspeksi, termasuk di Desa Kacoran, Sukoharjo, dan Donoharjo,” jelas Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY, Yuna Pancawati.
Inspeksi ini bertujuan memastikan stok gas tersedia dan penyalurannya sesuai prosedur. “Stok di beberapa pangkalan yang dikunjungi dalam keadaan aman dan dijual sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 18.000,” ujar Yuna. Sanksi dan pembinaan akan diberikan jika ditemukan pelanggaran, seperti penjualan di atas HET.
Taufiq Kurniawan, Area Manager Communication, Relations, & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, menyebutkan bahwa terdapat 7.809 pangkalan LPG 3 Kg yang tersebar di DIY. “Jumlahnya cukup banyak dan merata di tengah pemukiman warga,” katanya. Untuk mengatasi kelangkaan, Pertamina telah menambah pasokan LPG 3 Kg sebanyak 95.409 tabung yang disalurkan sejak 5-11 Februari di lima kota/kabupaten di DIY.
Harapan Masyarakat
Masyarakat dan pelaku UMKM berharap agar masalah kelangkaan LPG 3 Kg ini segera teratasi. Dengan adanya penambahan pasokan dan pengawasan distribusi, diharapkan aktivitas rumah tangga dan usaha dapat kembali berjalan normal. Solusi sementara seperti penggunaan gas portable dan arang bakar mungkin membantu, namun bukanlah jawaban jangka panjang. Kolaborasi antara pemerintah, Pertamina, dan masyarakat diperlukan untuk memastikan ketersediaan LPG 3 Kg yang stabil dan merata.
(Sumber: https://radarjogja.jawapos.com/jogja/655637975/gas-melon-masih-sulit-ditemukan-beberapa-warga-jogja-pilih-gas-portable-hingga-arang-untuk-pengganti-sementara)